Laman

Minggu, 03 Mei 2015

Menyimak Kearifan Desa Rantih (Sawahlunto)

bilah-bilah papan di dasar jembatan pengayun langkah,
susunan sawah, sungai, berlatar hutan, simfoni penyejuk jiwa



Bocah pencari belalang di antara rumpun-rumpun padi yang terpancung.


Nun di salah satu tepi rimba yang kami lewati, pondok itu seakan berkata “beristirahatlah dahulu hai para pemburu deburan air tejun, jalan masih jauh kan kau tempuh!” 



Gemericik anak sungai nan setia temani langkah




Curahan kesejukan setelah letih melangkah lewati hutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar