Laman

Jumat, 15 April 2016

Menapak Permainya Tanah Penyelamatan (50 Kota)

 "..dan lihatlah, lambaian pucuk pinus itu seakan menyambut datangnya hari baru"
 "siapa yang tak kan tergoda untuk menghirup aroma gubuk, jamban, dan permainya lereng berbatu... alangkah syahdunya "
"...just give me my old hat, and i'll never feel so lonely....that keep your smile up here, deep in my brain and memory"
 "di tanah ini kawan, bahkan teratai pun bernyanyi ketika merekahnya pagi"

Jumat, 06 November 2015

Lembaran-lembaran Kenangan yang Terbawa dari Kota Arang (Sawahlunto)

 bukti kejayaan sejak zaman kompeni, "biarkan ini tetap berdiri, biar jadi bukti buat anak cucu kita kelak " (gedung PT. BA)
 "menambang setiap kubik kenangan" (Lapangan Segitiga)
 "bekas silo tua, tatap setia mengawasi aktivitas warga kota" (Silo)
 lebih dari sekedar lokomotif tua dan rel usang...di inilah jalur sejarah itu (Museum Kereta Api)
 "tlah ku ukir namamu di lempengan besi itu, dan ku kutitipkan di sini, biar rasa kita kan terus ada, seakan mengawasi setiap sudut kota tua tempat kita pernah duduk berdua" (Monumen Kesetiaan-Puncak Cemara)
 "melangkah keluar setelah menyusuri kelamnya hikayat orang rantai" (Lubang Mbah Suro)
"menenun selembar kisah, untuk generasi selanjutnya" (Silungkang)

Rabu, 09 September 2015

Yang (selalu) Muncul Saat Keramaian (50 Kota)

 "Kacang goreng...!!" bukan ungkapan anak muda, tapi penawaran untuk sedikit kerenyahan...
 senyum manis pria bertongkat gulali, seakan tak kan pernah mati...
 peliharaan lintas generasi...
jejeran manisan "aia aka", siap tuk segarkan kenangan kita...

Selasa, 02 Juni 2015

Kembali Ke Tarusan Kamang

 tarusan bertirai kabut-tak dapat ku pungkiri hatiku tlah terpaut disini
 menebar jaring di tengah kabut, mengeruk nikmat dari alam
 pemancing senja di pagi hari- seorang kakek khusyuk dengan pancing nya di tepian tarusan yang berkabut
 mengayuh pulang- seorang nelayan mengayuh rakit usai menagkap ikan dengan pasok
berakit-rakit hingga ke ujung tarusang- Da Ronald mengendalikan rakit ke ujung tarusan, tempat air muncul dan menghilang

Rabu, 13 Mei 2015

Menjala Pagi Di Tapian Singkarak (Solok)

 romantisme sejati pohon dan danau (Ku kenal mereka dari lensa Mak Erison J Kambari, sekarang kudatangi dan ku kodak sendiri)
 melamun sendiri di atas keramba...
 "bahkan dari seberang danau-pun kau tetap terlihat garang hai marapi (diam-diam ku mulai rindu padamu)"
 menebar pukat, berharap menjerat sedikit rezeki
"laksana dermaga hatiku, tak satupun perhatianmu kan berlabuh"

Minggu, 03 Mei 2015

Menyimak Kearifan Desa Rantih (Sawahlunto)

bilah-bilah papan di dasar jembatan pengayun langkah,
susunan sawah, sungai, berlatar hutan, simfoni penyejuk jiwa



Bocah pencari belalang di antara rumpun-rumpun padi yang terpancung.


Nun di salah satu tepi rimba yang kami lewati, pondok itu seakan berkata “beristirahatlah dahulu hai para pemburu deburan air tejun, jalan masih jauh kan kau tempuh!” 



Gemericik anak sungai nan setia temani langkah




Curahan kesejukan setelah letih melangkah lewati hutan